BAB I
WUDHU
1.
Hal-hal
yang mewajibkan wudhu
a. Ketika
hendak sholat
$pkš‰r'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sŒÎ) óOçFôJè% ’n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tƒÏ‰÷ƒr&ur ’n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3Å™râäãÎ/ öNà6n=ã_ö‘r&ur ’n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4 bÎ)ur öNçGZä. $Y6ãZã_ (#rã£g©Û$$sù 4 bÎ)ur NçGYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4’n?tã @xÿy™ ÷rr& uä!%y` Ó‰tnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãMçGó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#r߉ÅgrB [ä!$tB (#qßJ£Ju‹tFsù #Y‰‹Ïè|¹ $Y6ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3ƒÏ‰÷ƒr&ur çm÷YÏiB 4 $tB ߉ƒÌムª!$# Ÿ@yèôfuŠÏ9 Nà6ø‹n=tæ ô`ÏiB 8ltym `Å3»s9ur ߉ƒÌムöNä.tÎdgsÜãŠÏ9 §NÏGãŠÏ9ur ¼çmtGyJ÷èÏR öNä3ø‹n=tæ öNà6¯=yès9 šcrãä3ô±n@ ÇÏÈ
Q.S. Al-Maidah
[5]: 6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka
mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
[403] Maksudnya:
sakit yang tidak boleh kena air.
[404] Artinya:
menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah:
menyetubuhi.
b. Ketika
hendak thawaf mengelilingi ka’bah
Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan
An-Nasa’I, At-Tirmidzi, dan Ibnu Khuzaimah bahwa: “Thawaf mengelilingi Ka’bah
adalah termasuk shalat”.
c. Memegang
mushaf Al Qur’an
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Amru bin Hazm, Hakim
bin hizam, dan Ibnu Umar bahwa Nabi SAW bersabda: “tidak boleh seseorang
memegang al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci”.
2.
Keutamaan-keutamaan
wudhu
a. Hadits
yang diriwayatkan Abu hurairah, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “sesungguhnya umatku kelak di
hari kiamat akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang (mukanya) karena bekas
air wudhu”. H.R Al Bukhari.
b. Hadits
yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “seorang muslim yang berwudhu dengan
sempurna, kemudian melakukan sholat 2 raka’at dengan menghadapkan hati dan
wajahnya (kepada Allah), maka wajib baginya masuk surga”. H.R. Muslim.
3.
Tata
cara wudhu, kewajiban, dan rukun
a. Berniat
dalam hati.
Berdasarkan hadits dari Umar r.a. bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “sesungguhnya amal itu
tergantung niatnya”.
b. Membaca
basmalah.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: “tidak
dipandang sholat orang yang sholat dengan tidak berwudhu; tidak dipandang
berwudhu orang yang berwudhu dengan tidak menyebut nama Allah.”
c. Membasuh
kedua tangan 3 kali.
d. Berkumur-kumur
memasukkan air ke hidung.
e. Membasuh
muka 3 kali.
Batasan muka adalah menyamping dari telnga kanan hingga
telinga kiri, lalu dari atas mulai tempat tumbuhnya rambut di dahi hingga
janggut, termasuk janggut. Ini berdasarkan hadit yang diriwayatkan dari
Abdullah bin Zaid r.a dan Humran dari Utsman r.a.
f. Membasuh
tangan kanan dan kiri masing-masing 3 kali
g. Membasuh
kepala termasuk telinga 1 kali
h. Membasuh
kaki kanan dan kiri masing-masing 3 kali
i.
Selesai berwudhu
membaca do’a
j.
Dilakukan dengan tertib
dan berurutan
k. Dilakukan
dengan sempurna
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud disebutkan bahwa
Nabi SAW melihat seseorang sholat, namun punggung kakinya tidak terbasahi air
kira-kira seluas uang dirham. Rasulullah SAW memerintahkan agar dia mengulang
wudhunya, baru kemudian sholat.
4.
Syarat-syarat
wudhu
a. Beragama
Islam.
b. Berakal
sehat.
c. Tamyiz,
yaitu bisa membedakan yang baik dengan yang buruk.
d. Berniat
dalam hati.
e. Tidak
ada hal yang mewajibkan mandi
f. Sebelumnya
beristinja dan istijmar.
g. Air
yang digunakan suci lagi mubah.
h. Air
yang digunakan bisa membersihkan kotoran dan najis.
i.
Tidak ada hal-hal yang
dapat menghalanginya sampai ke kulit.
j.
Telah masuk sholat bagi
orang yang wajib berwudhu setiap hendak sholat.
5.
Hal-hal
yang disunnahkan dalam berwudhu
a. Bersiwak.
b. Mencuci
kedua telapak tangan
c. Menggosok-gosok
anggota wudhu
d. Membasuh
tiap-tiap anggota wudhu 3 kali.
e. Berdo’a
setelah berwudhu.
f. Sholat
2 raka’at setelah berwudhu
g. Sempurna
dalam berwudhu, tetapi tidak
berlebih-lebihan.
Diriwayatkan dari Amru bin Syuaib, dari bapakny, dari
kakeknya, dia berkata, “pernah ada seorang badui datang kepada Nabi SAW. Beliau
memperagakan cara berwudhu kepada orang tersebut dengan membasuh tiap anggota
wudhu 3 kali, kemudian berkata,”beginiliah cara berwudhu. Barangsiapa
menambah-namabah cara ini berarti dia telah berbuat kejelekan, melanggar batas
dan dzalim”.
6.
Hal-hal
yang membatalkan wudhu
a. Keluarnya
sesuatu dari dua lubang kemaluan.
b. Keluarnya
najis yang tidak melewati lubang kemaluan.
c. Tidak
sadarkan diri karena tidur ataupun lainnya
d. Menyentuh
kemaluan, qubul maupun dubur dengan tangan secara langsung.
e. Makan
daging unta.
f. Murtad
dari Islam
7.
Hal-hal
yang menyebabkan kita disunnahkan berwudhu
a. Ketika
hendak berdzikir dan berdo’a kepada Allah.
b. Ketika
hendak tidur.
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Al Barra’ bin Azib
r.a. Nabi SAW bersabda: “bila kamu hendak tidur, berwudhulah sebagaimana kamu
berwudhu untuk sholat. Kemudian berbaringlah dengan bertumpu pada tubuhmu
bagian kanan”.
c. Setiap
kali berhadats.
d. Setiap
kali hendak shalat.
e. Sehabis
membawa jenazah.
f. Sehabis
muntah.
g. Setelah
memakan makanan yang dipanggang/dibakar.
h. Hendak
makan dalam keadaan junub.
i.
Ketika hendak mengulang
persetubuhan.
j.
Ketika ingin tidur
dalam keadaan junub.
BAB
II
MANDI
1. Hal-hal
yang Mewajibkan Mandi.
a. Keluar
mani.
b. Bersetubuh
Dari hadits yang diriwayatkan Aisyah bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “bila seorang suami duduk di antara empat anggota badan istrinya,
lalu kemaluannya bertemu dengan kemaluan istrinya, maka keduanya wajib mandi”.
c. Masuk
Islam
d. Mati
tetapi bukan mati syahid
e. Haidh.
Q.S. Al Baqarah [2]: 222
štRqè=t«ó¡o„ur Ç`tã ÇÙŠÅsyJø9$# ( ö@è% uqèd “]Œr& (#qä9Í”tIôã$$sù uä!$|¡ÏiY9$# ’Îû ÇÙŠÅsyJø9$# ( Ÿwur £`èdqç/tø)s? 4Ó®Lym tbößgôÜtƒ ( #sŒÎ*sù tbö£gsÜs? Æèdqè?ù'sù ô`ÏB ß]ø‹ym ãNä.ttBr& ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä† tûüÎ/º§qG9$# =Ïtä†ur šúïÌÎdgsÜtFßJø9$# ÇËËËÈ
222. Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci[138]. apabila mereka Telah suci,
Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.
[137] maksudnya
menyetubuhi wanita di waktu haidh.
[138] ialah sesudah
mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah keluar.
f. Nifas.
2. Hal-hal
yang Terlarang bagi Orang yang Junub.
a. Shalat.
Q.S. An Nisa [4]: 43
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#qç/tø)s? no4qn=¢Á9$# óOçFRr&ur 3“t»s3ß™ 4Ó®Lym (#qßJn=÷ès? $tB tbqä9qà)s? Ÿwur $·7ãYã_ žwÎ) “ÌÎ/$tã @@‹Î6y™ 4Ó®Lym (#qè=Å¡tFøós? 4 bÎ)ur LäêYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4’n?tã @xÿy™ ÷rr& uä!$y_ Ó‰tnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãLäêó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#r߉ÅgrB [ä!$tB (#qßJ£Ju‹tFsù #Y‰‹Ïè|¹ $Y7ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNä3Ïdqã_âqÎ/ öNä3ƒÏ‰÷ƒr&ur 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. #‚qàÿtã #·‘qàÿxî ÇÍÌÈ
43.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau datang dari tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian
kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Pengampun.
[301] menurut
sebahagian ahli tafsir dalam ayat Ini termuat juga larangan untuk bersembahyang
bagi orang junub yang belum mandi.
b. Thawaf
c. Menyentuh
Al-Qur’an.
d. Membaca
Al-Qur’an.
e. Berdiam
di Masjid.
3. Syarat-syarat
Mandi.
a. Niat.
b. Islam.
c. Berakal
sehat.
d. Tamyiz.
e. Air
yang dipakai suci dan mubah.
f. Tidak
ada hal-hal yang menghalangi sampainya air ke kulit.
g. Telah
berhentinya hal-hal yang mewajibkan mandi.
4. Tata
Cara Mandi.
a. Niat
dalam hati.
b. Membaca
basmalah.
c. Mencuci
telapak tangan terlebih dahulu 3 kali.
d. Mencuci
kemaluan dengan tangan kiri.
e. Membersihkan
tangan kiri.
f. Berwudhu.
g. Menyelai-nyelai
rambut secara merata dan menyiram kepala.
h. Menggosok
bagian tubuh yang tidak terjangkau air.
i.
Bergeser dari tempat
semula lalu membasuh kedua kaki.
5. Mandi-mandi
Sunnah
a. Mandi
pada hari Jum’at.
Hadits yang diriwayatkan Abu Sai’d Al Khudri, bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “mandi pada hari jum’at wajib bagi setiap laki-laki
yang telah baligh”.
b. Mandi
ketika hendak ihram.
c. Mandi
ketika hendak masuk Makkah.
d. Mandi
ketika hendak mengulangi persetubuhan.
e. Mandi
sehabis memandikan jenazah.
f. Mandi
setelah mengubur mayat orang musyrik.
g. Mandi
setiap hendak shalat bagi wanita yang istihadhah.
h. Mandi
setelah siuman dari pingsan.
i.
Mandi setelah berbekam.
j.
Mandi ketika masuk
Islam.
k. Mandi
ketika hendak shalat hari raya.
l.
Mandi pada hari arafah.
8.
BAB III
TAYAMUM
1.
Pengertian.
Secara bahasa, tayamum artinya menyengaja. Adapun menurut istilah syar’i
tayamum artinya mengambil tanah yang suci untuk digunakan mengusap muka dan
tangan dengan niat untuk menghilangkan hadats karena tidak mendapatkan air atau
berhalangan menggunakan air.
2.
Dasar
Hukum Tayamum.
Q.S. Al Maidah [5]: 6
$pkš‰r'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sŒÎ) óOçFôJè% ’n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sù öNä3ydqã_ãr öNä3tƒÏ‰÷ƒr&ur ’n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3Å™râäãÎ/ öNà6n=ã_ö‘r&ur ’n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4 bÎ)ur öNçGZä. $Y6ãZã_ (#rã£g©Û$$sù 4 bÎ)ur NçGYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4’n?tã @xÿy™ ÷rr& uä!%y` Ó‰tnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãMçGó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#r߉ÅgrB [ä!$tB (#qßJ£Ju‹tFsù #Y‰‹Ïè|¹ $Y6ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3ƒÏ‰÷ƒr&ur çm÷YÏiB 4 $tB ߉ƒÌムª!$# Ÿ@yèôfuŠÏ9 Nà6ø‹n=tæ ô`ÏiB 8ltym `Å3»s9ur ߉ƒÌムöNä.tÎdgsÜãŠÏ9 §NÏGãŠÏ9ur ¼çmtGyJ÷èÏR öNä3ø‹n=tæ öNà6¯=yès9 šcrãä3ô±n@ ÇÏÈ
6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
[403] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[404] artinya: menyentuh. menurut Jumhur ialah:
menyentuh sedang sebagian Mufassirin ialah: menyetubuhi.
3.
Yang
Dibolehkan Tayamum.
a.
Seseorang
dibolehkan tayamum bila tidak mendapatkan air.
b.
Seseorang
dibolehkan tayamum bila mendapatkan air tetapi tidak cukup untuk berwudhu atau
mandi.
c.
Seseorang
dibolehkan tayamum bila mendapatkan air, tetapi air tersebut sangatlah dingin,
sehingga akan membahayakan dirinya bila digunakan berwudhu atau mandi,
sementara dia tidak mampu memanaskan air tersebut.
d.
Seseorang
dibolehkan tayamum bila mempunyai luka yang akan semakin parah atau lama
sembuhnya bila terkena air.
e.
Seseorang
dibolehkan tayamum bila untuk mengambil air terhalang adanya musuh, kebakaran, atau
pencuri sementara dia mengkhawatirkan keselamatan diri, harta atau
keselamatannya bila dia memaksakan diri mengambil air. Dibolehkan tayamum juga
bagi orang sakit yang tidak mampu mengambil air sementara tidak ada orang
mengambilkannya.
f.
Seseorang
dibolehkan tayamum bila ada air tetapi kalau air itu digunakan untuk berwudhu,
dia khawatir akan kehausan dan kepayahan.
4.
Tata
Cara Tayamum.
a.
Niat
dalam hati.
b.
Membaca
basmalah.
c.
Menepukkan
kedua tangannya ke tanah yang suci sekali tepukan. Setelah itu mengusapkan
telapak tangan ke muka, kemudian mengusap telapak tangan yang satu dengan
telapak tangan yang lain secara bergantian dimulai dari ujung-ujung jari hingga
pergelangan tangan.
5.
Hal-hal
yang Membatalkan Tayamum.
a.
Hal-hal
yang membatalkan wudhu membatalkan tayamum.
b.
Tayamum
tidak boleh dilakukan seseorang ketika mendapatkan air.
6.
Seseorang
yang Tidak Mendapatkan Air atau Tanah.
7.
Hukum
Orang yang Tayamum, kemudian Mendapatkan Air setelah selesai Shalat.
Casino Poker Tournaments | Free
BalasHapusNo Deposit bet분석 Casino Poker Tournaments. At Casino 사다리사이트 Poker Tournaments we provide a variety of 블랙 잭 규칙 games that can 태평양 먹튀 be played for real money or 해외 배팅 사이트 for free.